Untuk bank data Pelanta bisa dilihat di www.data-pelanta.blogspot.com. Data tersebut akan terus diperbaharui

Senin, 22 September 2014

Malasnya PNS ‘’Nyogok’’

Noprizal, S.H.I.
Oleh: Noprizal, S.H.I. *
Inspirasi untuk menulis kadang datang dari sudut yang tak diduga. Kadang datang saat melihat kondisi nyata di tengah kehidupan bermasyarakat baik langsung ataupun tidak langsung, bahkan terkadang muncul dari beranda Facebook.

Sama halnya dengan tulisan ini, berawal dari membaca sebuah status Facebook salah satu Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi dengan nama akun Goentoer Meydan yang menuliskan isi hatinya terkait dengan pekerjaannya sehari-hari.
Pada akun Facebooknya dia menuliskan ‘’Hilang semangat..sulitnya setor pengabdian dan mudahnya setor muka. No space for kindness’’. Ungkapan ini tentu tidak ditulis sembarang alias sekenanya saja, melainkan ada sebab sehingga dituliskan oleh pemilik akun.
Jika mencermati tulisan tersebut, maka penulis mencoba untuk menghubungkan persoalan tugas dan tanggung jawab seorang PNS terhadap atasan serta tupoksinya selaku abdi negara.
Menjadi abdi negara bermuara pada niat yang ikhlas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Apabila niat itu muncul maka seseorang yang telah memiliki keyakinan yang teguh untuk menjadi abdi negara akan mampu mengemban amanah negara tersebut.
Namun ada sebuah fenomena yang saat ini menjadi rahasia umum, adanya praktik sogok menyogok dalam rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil dipandang menjadi faktor penyebab kendornya integritas, serta kurang mampunya abdi negara dalam menjalankan tupoksinya.
Praktik yang satu ini selalu muncul dan menjadi isu hangat di setiap kali rekrutmen CPNS, baik di Pemerintah Provinsi Jambi, maupun di Kabupaten dan Kota. Anak kandung, kerabat, orang dekat dan titipan pejabat lainnya yang dinyatakan lulus selalu menjadi sorotan publik. Apalagi setelah mereka bekerja, pangkat dan golongan seperti naga bonar, naik pangkat dan golongan serta jabatan yang secepat kilat meninggalkan teman seangkatannya.
Dengan demikian, maka pernyataan Goentoer Meydan tersebut penulis maknai dengan sulitnya PNS yang bekerja dengan maksimal dan sekuat tenaga mendapatkan perhatian dibandingkan dengan PNS yang selalu tampil perfect setor muka. PNS yang pintar setor muka akan jauh meninggalkan PNS yang bekerja sungguhan.

Efek Malas Kerja
PNS yang melakukan praktik tidak benar saat lulus menjadi CPNS akan cenderung melakukan tindakan yang merugikan negara. Gaji yang dipotong karena pinjaman dimuka saat mencari modal untuk menyogok akan menjadi salah satu penyebab malasnya PNS dalam bekerja.
Di beberapa daerah misalnya, Sekretaris Daerah sebagai pejabat tertinggi PNS di lingkungan pemerintah daerah sering mengeluhkan produktivitas PNS yang dipimpinnya. Bahkan tidak sedikit PNS yang dipecat karena telah mencari pekerjaan lain untuk menutupi kebutuhannya lantaran gaji tidak mencukupi kebutuhan hidup.
Efek yang sangat besar praktik sogok menyogok dalam rekrutmen CPNS berakibat sangat fatal dalam tugas pokok melayani masyarakat. Kasus PNS yang malas bekerja karena utang ibarat gunung es dan ada di sebagian satuan kerja.

Fenomena menggelikan ini tidak terjadi hanya karena salah satu pihak saja. Melainkan terjadi karena ada praktik timbal balik antara penyedia peluang dengan penyogok. Tidak akan pernah terjadi sogok menyogok apabila satu diantara dua komponen penerima dan pemberi tidak ada. Jadi apabila semua peserta seleksi penerimaan CPNS tidak menyiapkan dana untuk menyogok maka tidak akan ada lagi aksi sogok menyogok terjadi pada penerimanaan CPNS ini.
Sebaliknya, ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri sendiri dengan menyiapkan ratusan juta rupiah untuk mendapatkan NIP membuat tatanan sogok menyogok tetap langgeng pada masa yang akan datang.
Saat ini beberapa pemerintah daerah di Provinsi Jambi kembali membuka penerimaan CPNS, kita akan kembali menyaksikan secara langsung, apakah praktik yang selama ini kerab terjadi masih terulang, ataukah penerimaan CPNS yang bersih tanpa berbau KKN sedikitpun bisa terwujud.

Masih ada Harapan
Masih ada harapan untuk berbenah. Tidak akan pernah ada kata terlambat untuk membenahi sistem yang sudah mulai rapuh dari titik ideal.
Penulis sangat percaya bahwa Pencegahan korupsi bisa dimulai dari proses pengadaan CPNS. Jika proses rekrutmennya salah, hasilnya pun tidak akan baik.
Semua pimpinan instansi pemerintah harus bahu membahu untuk menjaga proses perekrutan CPNS. Apabila semua komponen dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan proses yang ditetapkan Kemenpan, maka kita pasti bisa membedakan hasil CPNS yang dilakukan sesuai proses dengan yang lulus dari jalur yang tidak benar.
Putra-putri terbaik bangsa ini yang mencoba peruntungan menjadi CPNS akan selalu terbentur dengan kecurangan yang terjadi. Tapi apabila proses yang fair dan terbuka, maka negara ini akan mendapatkan putra-putri terbaik untuk menjadi PNS.
Meski Kemenpan sangat getol menyosialisasikan ke masyarakat untuk tidak percaya calo, tidak akan berarti apa-apa, jika calo mampu membuktikan dengan kelulusan orang-orang yang berurusan dengan dirinya.
Kepercayaan anti calo itu akan tumbuh jika pejabat yang berwenang tidak membuka peluang sedikitpun kepada calo. 

Setor Muka atau Setor Apa?
Setor muka adalah istilah yang sangat kerab didengar di kalangan PNS. Istilah ini kerab digunakan pada setiap kegiatan yang diikuti. Apabila setor muka sudah dilakukan, seolah tugas dan tanggung jawab sudah dilaksanakan, meskipun tugas yang diberikan belum ditunaikan, bahkan saling membiarkan untuk dituntaskan yang lain.
 
Maka tidak heran, budaya setor muka selalu menjadi jalan pintas seseorang untuk mendapatkan suatu jabatan yang lebih tinggi. Sementara setor kerja saat ini sudah diletakkan di urutan ke sekian. Padahal setor kerja seyogyanya mendapatkan perhatian khusus, untuk menjadi pertimbangan, tapi kini sering kalah dibandingkan yang pintar setor muka.   Setor kerja kerab kali ditelan gelombang setor muka dan setor apa. Semoga ke depan akan jauh lebih baik.

*Anggota KDC dan Pelanta tinggal di Jambi
Dimuat di Opini Harian Pagi Jambi Independent

   






Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Space 2

Space 2