Untuk bank data Pelanta bisa dilihat di www.data-pelanta.blogspot.com. Data tersebut akan terus diperbaharui

Kamis, 16 Oktober 2014

Untuk Parlemen Kita

(Memperingati Hari Parlemen, 16 Oktober 2014)
Oleh: Noprizal, S.H.I*   
Mungkin banyak yang tidak mengetahui jika tanggal 16 Oktober merupakan hari Parlemen. Kalah populer dibandingkan dengan hari-hari besar yang diperingati dengan meriah. Padahal parlemen memiliki arti yang sangat penting buat bangsa ini.


Kenapa tidak populer? Kenapa tidak diperingati dengan meriah?  Bisa jadi karena anggota legislatif tidak ingin menghamburkan anggaran yang besar untuk kepentingan lembaganya. Atau mungkin berpandangan bahwa dana yang besar untuk memperingati hari penting dan bersejarah itu lebih baik diperuntukkan bagi rakyat yang diwakilinya. Semoga saja begitu.

Pada tahun ini, MPR dan DPR di Indonesia akan kembali memperingati hari lahirnya lembaga perwakilan yang menampung sebagian besar aspirasi masyarakat.  Hanya sebagian besar, karena secara keseluruhan lembaga ini belum mampu menjadi penampung aspirasi seluruh lapisan masyarakat.

Parlemen, merupakan sebuah istilah barat yang berarti lembaga perwakilan, sementara Dewan Perwakilan Rakyat adalah istilah yang dikenal di negeri ini. 
Menjadi wakil rakyat dalam bahasa sederhana bisa disebut sebagai orang-orang terpilih diantara ribuan rakyat. Baik prilaku, pergaulan dalam bermasyarakat patut menjadi contoh yang baik pula bagi masyarakat yang diwakili. Bukan sebaliknya mempertontonkan hal-hal yang tercela.

Bagaimana kita bisa menghentikan aksi-aksi brutal masyarakat dalam unjuk rasa di luar gedung, apabila di dalam gedung dewan sendiri terkadang aksi yang menjurus kebrutalan masih dipertontonkan.
Di hari parlemen ini, sudah seharusnya kita berpikir bagaimana mengedepankan tindakan terpuji sebagai contoh bagi kalangan yang diwakili.

Jangan Diulangi

Untuk lembaga yang satu ini, kita tentunya sudah muak untuk membahas masalah korupsi. Karena melalui media cetak, online, maupun elektronik kita selalu mendapatkan informasi terkait pelaku korupsi dari lembaga ini.
Kali ini mencoba melihat sejumlah perilaku menggelikan yang pernah dilakukan oleh anggota parlemen di negeri ini.
Di penghujung September 2014, salah satu media online di Denpasar Bali memberitakan aksi menggelikan sejumlah anggota DPRD Karangasem. Menurut media tersebut anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karangasem yang seharusnya menjadi panutan masyarakat, telah melakukan tindakan konyol.

Lima anggota DPRD Karangasem tahun 2014-2019 tersebut ngutil beberapa fasilitas milik Hotel NEO, Jalan Gatot Subroto, Denpasar. Tindakan ngutil anggota DPRD dilakukan saat mereka mengikuti Orietasi Bimbingan Teknis (Bimtek) yang dilakukan dari tanggal 24 hingga 28 September 2014.

Ulah tak terpuji para anggota DPRD yang baru-baru ini dilantik itu kemudian disampaikan pihak hotel melalui email kepada pihak DPRD Karangasem, Minggu (12/10).
Dalam surat elektronik tersebut, disampaikan rincian barang-barang yang dikutil oleh masing-masing anggota dewan. Dari kelimanya, empat di antaranya sama-sama membawa pulang handuk mandi milik hotel. Kemudian ada juga mengutil hanger serta tak membayar biaya penggunaan telepon hotel.
Selain itu adalah lagi Anggota DPRD dari salah satu Kota di Provinsi Jambi yang baru saja dilantik,  digrebek dan terbukti positif menggunakan narkoba jenis sabu.
Dua contoh kasus di atas yang telah mengemuka secara tidak langsung telah menurunkan wibawa parlemen di tengah masyarakat.
Hal-hal kecil memang sering diabaikan, namun siapa sangka hal-hal yang dianggap remeh dan tidak terpuji bisa membenamkan seseorang.

Meningkatkan Wibawa Lembaga
Diakui atau tidak wibawa parlemen akhir-akhir ini bergeser. Hal itu disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya adalah banyaknya kasus yang menimpa anggota parlemen, mulai dari korupsi, narkoba, rendahnya tingkat pendidikan serta tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya.
Pada hari parlemen ini, sudah seharusnya wakil rakyat baik di pusat, untuk berpikir ulang bagaimana cara untuk meningkatkan kewibawaan lembaga di tengah masyarakat.
Wibawa tentu tidak berarti gagah-gagahan, apalagi berarti menjaga jarak dengan masyarakat, melainkan mampu membawa lembaga ini kepada tugas pokok dan fungsinya demi menyejahterakan masyarakat yang diwakilinya.

Masyarakat berharap periode 2014-2019 citra DPR kian membaik, DPR yang di dalamnya berkumpul para anak bangsa pilihan dan terpilih, harus tampak seperti diharapkan.
Kita pun berharap sebutan "yang terhormat" tidak membuai mereka untuk mendapatkan sebutan tersangka ataupun terdakwa, melainkan benar-benar terhormat dan mampu memberikan yang terbaik untuk yang diwakilinya.

Sebagai orang yang mewakili rakyat, para anggota DPR, mestinya mampu membangun citra dirinya, untuk tampil sebagai orang yang terhormat.
Anggota DPR, bukanlah orang sembarangan. Anggota DPR adalah sosok orang yang mendapat amanah untuk menjadi penyambung lidah rakyat.
Melalui anggota DPR inilah, seluruh keinginan dan kebutuhan rakyat akan ditampung, untuk kemudian disampaikan kepada Pemerintah.
DPR adalah lembaga yang bergengsi. Tidak setiap orang akan mampu untuk mengisi nya. Persyaratan untuk meraih nya sangatlah berat. Disamping harus tercatat sebagai anggota partai politik, anggota DPR pun harus lolos dari kriteria yang ditentukan, umumnya mengacu pada prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela. Di atas semua nya itu, seorang anggota DPR mestilah mendapat dukungan suara dari rakyat.
Untuk itu kita berharap wibawa wakil rakyat pada masa yang akan datang akan kembali ke titik yang sesungguhnya dan tidak lagi mendapatkan cibiran dari masyarakat.  Selamat hari Parlemen.

*Penulis adalah Mahasiswa PPs Univ Batanghari,  Anggota Krc Development Center dan Pelanta. 







1 komentar :

Space 2

Space 2