Drs. H. Navarin Karim, M.Si. |
Oleh: Drs. H. Navarin Karim, M.Si.*
Urutan peringkat hasil prediksi partai 2014 yang ditampilkan Koran Kompas dengan headline seandainya Pemilu dilakukan 5 Mei 2013 adalah sebagai berikut: PDI Perjuangan (19,5), Golkar (19,3), Hanura dan Gerindra (12,8), Nasdem (10,8), Demokrat (4,6), PAN (3,6), PKS (1,8) PKB (1,6), PPP (1,1) dan PBB (0,4).
PDI Perjuangan
Naiknya elektabilitas dari dari PDI Perjuangan bertengger pada posisi pertama sangat dipengaruhi oleh figure Joko Widodo (Gubernur DKI) yang merupakan kader murni. DKI Jakarta merupakan barometer politik bagi masyarakat. Masih ingat Pemilu tahun 1982 ketika PPP berhasil menang di Jakarta dan Aceh, setelah itu keluar kebijakan pemerintah (Soeharto) mengharuskan seluruh partai beridiologi Pancasila. Tujuan utamanya adalah untuk menggembosi PPP ketika itu. Soeharto yang punya feeling good politik segera menyadari PPP ketika itu bisa lebih berkembang ke daerah-daerah lain jika tidak segera digembosi. Pada Pemilu 1999 PDI Perjuangan memerahkan Jakarta, seharusnya beliaulah the real Presiden ketika itu, bukan Gus Dur. Pemilu tahun 2004 PKS yang mendominasi DPRD DKI Jakarta, tahun 2009 giliran Demokrat yang mendominasi legislatif di DKI Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia. Ini bisa kita maknai, keberhasilan Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta sangat menguntungkan PDI Perjuangan. Hal ini disebabkan Jokowi sudah membuat antithesis dari politik pencitraan, menjadi politik nyata yang berpihak kepada wong cilik. Jokowi menjadi inspirasi bagi semua kandidat dan parpol dalam melakukan pendekatan dengan masyarakat miskin.
Partai Golkar
Partai Golkar walaupun masih melekat sebagai partai warisan Orba, namun perlahan tapi pasti makin meyakinkan pemilih Pemula. Iklannya yang intensive di media TV milik pribadinya memberi pencerahan bak seorang motivator yang menggunakan kalimat sistimatis dan membius, seperti magnet mampu mempengaruhi umat Islam dan pemilih Pemula. Salah satu kalimatnya adalah “orang tua saya Cuma tamatan SR (Sekolah Rakyat) yang setara Sekolah Dasar, tapi dia mempunyai karyawan 10.000 orang. Kalau saudara berpendidikan SMKN masak kalian tidak bisa lebih dari orang tua saya? Ia berorasi tidak menjelekkan pihak lain.
Hanura dan Gerindra
Hanura bisa naik berada diurutan ketiga, karena pengaruh Hari Tanoe yang sang pemilik RCTI pindah ke Hanura dan dia melakukan gebrakan membiayai caleg yang berkualitas. Buktinya yang dipromosikan jadi caleg 95 % minimal tamatan Strata satu. Disamping itu Hanura sudah mulai berkiprah dalam pemilu sejak Pemilu 2004.
Demikian juga Gerindra memang lagi fenomenal, pasalnya Prabowo Subianto selaku Ketua Umum partai sejak Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 tidak pernah absen mencalonkan diri sebagai wakil Presiden, artinya sosialisasinya yang pernah dilakukan 2004 dan 2009, hasilnya baru nampak sekarang. Selain itu anggota legislatif yang berasal partai Gerindra dan Hanura hasil pemilu 2004 dan 2009 hingga sekarang boleh dikatakan belum ada yang terjebak korupsi atau tidak terliput media dan atau tidak terpantau KPK.
Partai Nasdem
Dalam buku penulis yang berjudul Dinamika Politik Era reformasi (2011), penulis bahkan memprediksikan partai Nasdem walaupun baru pertama kali berpartisipasi sebagai peserta pemilu 2014 namun bisa masuk dalam partai menengah keatas. Mungkin partai ini bisa berada di urutan ke tiga jika Hari Tanoe tidak keluar dari Partai Nasdem. Kenapa Nasdem bisa masuk dalam peringkat papan tengah? Tidak lain disebabkan partai tersebut melakukan sosialisasi jauh-jauh hari melalui media metro TV yang notabene miliknya sendiri , dan partai ini menjanjikan akan membiayai kader mereka yang dipromosikan menjadi caleg dan program-programnya juga mulai banyak dikenal masyarakat berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.
Partai Demokrat
Diprediksi akan turun peringkat dari peringkat satu menjadi peringkat 5 atau enam. Hal ini disebabkan karena kasus korupsi yang menjerat elite-elite politik dan prahara di internal partai.
PAN (Partai Amanah Nasional)
Partai ini belum banyak membuat kejutan-kejutan baru, masyarakat hingga sekarang masih banyak menagih janji sebagai partai reformis yang menjadi inisiator reformasi 1998.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Partai ini bisa saja akan semakin turun peringkatnya, apalagi dalam bulan ini figure Lutfi Hasan dan pengaruh Achmad Fathonah menjadi sorotan akibat kasus impor daging sapi dan pencucian uang yang melibatkan wanita-wanita cantik.
PKB dan PPP
Mainstream yang masih melekat : Islam yes, partai Islam no. Ini perjuangan berat bagi partai Islam untuk memperbaiki citranya.
Partai Bulan Bintang (PBB)
Partai ini diprediksi tidak akan banyak membuat kejutan, karena soal soliditas dan konsolidasi masih jadi persoalan, serta baru bersosialisasi satu tahun jelang pemilu.
*Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Nurdin Hamzah dan Ketua Pelanta (Forum Komunikasi Penulis Jambi).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar