Noprizal, S.H.I. |
Oleh: Noprizal, S.H.I. *
Perempuan di Jambi kini mulai membuktikan kiprahnya di jagad perpolitikan. Pembuktian itu dapat dilihat dari terus bermunculannya perempuan sebagai pelaku-pelaku politik. Terutama di Pemilihan Legislatif tahun 2014 ini, kaum perempuan tidak hanya sebagai pelengkap quota perempuan, namun juga mampu bersaing untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Perempuan di Jambi kini mulai membuktikan kiprahnya di jagad perpolitikan. Pembuktian itu dapat dilihat dari terus bermunculannya perempuan sebagai pelaku-pelaku politik. Terutama di Pemilihan Legislatif tahun 2014 ini, kaum perempuan tidak hanya sebagai pelengkap quota perempuan, namun juga mampu bersaing untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Ketua TP-PKK Provinsi Jambi Hj.Yusniana Hasan Basri sekaligus Penasehat Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jambi menekankan kebangkitan perempuan Jambi. Pernyataan ini sepertinya menjadi gambaran bahwa perempuan di Jambi sekarang sedang menggeliat untuk mencapai sukses di bidangnya masing-masing.
Istri orang nomor satu di Provinsi Jambi ini tentu secara tidak langsung juga menginginkan agar kaum hawa di Provinsi Jambi ini aktif dan mampu berbuat banyak di bidang politik, baik di tingkat kabupaten kota, provinsi, maupun di tingkat nasional.
Hasil pemilihan anggota legislatif di Provinsi Jambi 09 April 2014 ini telah mengantarkan sejumlah srikandi menduduki kursi wakil rakyat. Untuk DPR-RI misalnya, nama Saniatul Lativa dan Elviana dipastikan duduk di senayan, sedangkan untuk DPD RI, dari 4 kursi dari Provinsi Jambi, 2 diantaranya adalah srikandi Jambi, masing-masing Juniwati Maschun Shofwan dan Hj Daryati Uteng.
Sedangkan untuk DPRD Provinsi sejumlah nama dipastikan akan mewakili daerah pemilihannya, beberapa nama srikandi tersebut adalah Suliyanti, Sofia Fattah, Masnah Busro, Hj Rahimah, Nurhayati, dan Yanti Maria Susanti.
Disamping nama-nama di atas tentu masih banyak lagi nama calon anggota legialatif di kabupaten dan kota di Provinsi Jambi yang sudah hampir dipastikan akan duduk di gedung rakyat, mengemban tanggung jawab yang telah dipercayakannya masyarakat kepadanya.
Kemampuan dan Wakil Siapa
Caleg perempuan terpilih harus menyadari bahwa dirinya tidak hanya mewakili kaum perempuan. Diakui atau tidak, sejumlah politisi perempuan yang berlaga merebut hati rakyat lebih banyak melakukan sosialisasi kepada sesama perempuan. Namun itu semua harus dikesampingkan, lantaran yang diwakili bukanlah hanya kelompok jenis kelamin, melainkan semua masyarakat di daerah yang diwakili.
Politisi perempuan memiliki tingkat kesulitan yang lebih dibandingkan politisi laki-laki. Hal itu disebabkan dengan masih adanya kepercayaan masyarakat atas ketidakmampuan kaum perempuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin atau wakil rakyat.
Meski saat ini, kemampuan, tingkat pendidikan dan faktor-faktor penunjang lainnya telah dimiliki oleh politisi perempuan, namun anggapan tersebut masih saja belum bisa dihilangkan di tengah masyarakat. Persepsi ini pada masa yang akan datang harus segera diupayakan untuk dihilangkan agar demokrasi bisa berjalan tanpa ada hambatan dari sudut pandang jenis kelamin.
Tentu peran dari politisi perempuan untuk dapat memberikan bukti nyata dan hasil kerja kerasnya di parlemen dituntut lebih ekstra, agar pada masa yang akan datang, politisi perempuan mendapatkan simpati di hati rakyat, dan tidak lagi di pandang sebelah mata.
Apabila politisi perempuan belum mampu menyuguhkan peran nyata dan tidak mampu berbuat banyak ketika duduk di legislatif, maka anggapan yang sama bisa jadi terus tersemat dan bahkan dari tahun ke tahun kepercayaan masyarakat kepada politisi perempuan akan terus menurun. Dari pelbagai sumber misalnya pemikiran kritis dari politisi perempuan yang duduk di DPRD Provinsi Jambi hingga saat ini belum terlihat nyata. Bahkan di media-media lokal, sangat jarang ditemukan adanya komentar-komentar terkait peran dan fungsi legislatif yang disampaikan oleh politisi perempuan.
Kita berharap, seiring berjalannya waktu, peningkatan dari segala aspek akan terus dilakukan, dan peran politisi perempuan dari gedung dewan agar dapat memberikan warna baru untuk menyejahterakan masyarakat.
Quota Tanpa Kader
Hasil pemilu legislatif di Provinsi Jambi 09 April 2014 yang lalu terdapat sejumlah kesamaan pada politisi perempuan yang dipastikan akan duduk mewakili rakyat.
Kesamaan tersebut adalah banyaknya politisi perempuan yang mendapatkan kepercayaan masyarakat karena adanya nama besar suami yang saat ini masih menjabat atau sudah purna tugas sebagai pejabat publik di kabupaten/kota di Provinsi Jambi atau Pemerintah Provinsi Jambi sendiri.
Misalnya istri Bupati, Istri Wakil Bupati, Istri Wakil Gubernur, Istri mantan Gubernur, Istri mantan Wakil Gubernur dan beberapa jabatan strategis lainnya.
Tidak ada yang salah dengan hal itu, semua orang berhak untuk dipilih dan memilih pada pesta demokrasi, namun dari sudut pandang efektifitas demokrasi dipandang lebih banyak nilai negatifnya.
Tidak hanya itu saja, kondisi caleg yang demikian juga seolah-olah akan membangun sebuah politik dinasti. Jika hal ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan semangat reformasi untuk pembenahan bangsa dan negara tidak akan berjalan dengan maksimal.
Salah satu partai peserta Pemilu 2014 secara internal ada yang melarang keikutsertaan caleg yang merupakan suami, atau istri pejabat publik. Salah satu pertimbangannya adalah kekhawatiran akan penurunan kepercayaan publik kepada wakil rakyat dan pemerintah.
Meski di dalam UU pemilu hal tersebut tidak dibunyikan, namun patut juga diperhatikan untuk waktu yang akan datang.
Fenomena kejar target quota perempuan seperti saat ini seolah mengutamakan perolehan suara ketimbang proses perkaderan itu sendiri. Bahkan, muncul penilaian untuk mendapatkan kekuasaan penuh dari satu keluarga yang akan berujung pada pemandulan nilai-nilai berdemokrasi. Demokrasi itu sendiri seyogyanya tidak diterapkan dengan tumpukan di tangan satu orang atau satu keluarga. Apabila berbagai jabatan strategis dan cabang-cabang kekuasaan politik berporos pada sebuah keluarga, maka yang akan muncul adalah tirani.
Ke depan kita tentu berharap, kalangan aktivis perempuan, baik dari kalangan aktivis mahasiswa, atau kelompok-kelompok lainnya mampu bersaing dalam bidang politik dan partai politik pun agar dapat memberikan kesempatan kepada mereka yang memiliki nilai juang lebih tersebut. Berbicara kualitas, kalangan terdidik dengan latar belakang organisasi akan jauh lebih siap untuk menjadi wakil rakyat yang berkualitas. Ditunggu kiprah para Srikandi Jambi, semoga masyarakat merasakan sebuah perubahan dan warna baru dari wakil rakyat.
*Anggota KDC dan Pelanta, Tinggal di Jambi.
Dimuat di Opini Harian Pagi Jambi Independent
Tidak ada komentar :
Posting Komentar