Suwardi. S. E. Sy. |
(antara Prestasi dan Prestise)
Oleh: Suwardi. S. E. Sy.*
Gubernur Hasan Basri Agus (HBA) menerima anugerah Bintang Mahaputera Utama dari Presiden SBY di Istana Negara, Jakarta beberapa waktu lalu (baca : Selasa 13/8/2013). Sebagaimana kita mafhumi bersama Bintang Mahaputra Utama merupakan penghargaan tertinggi kepada warga sipil yang dinilai berjasa luar biasa kepada nusa bangsa di bidang tertentu, di luar bidang militer. Termasuk mereka yang dianggap berjasa bagi pembangunan di daerah masing-masing. Penghargaan ini berdasarkan Keppres No. 57/TK/Tahun 2013 tertanggal 10 Agustus 2013.
Meski penghargaan Bintang Maha Putra tidak hanya diperoleh Gubernur Jambi sendiri, terdapat juga HM Sani Gubernur Kepri, dan Nur Alam Gubernur Sulawesi Tenggara. Merupakan hal yang menarik jika kita membincang penghargaan tersebut dengan menyandingkan Visi dan Misi HBA dalam membangun Jambi dengan selogan Jambi EMAS sejak pelantikan dirinya 3 tahun silam selaku Gubernur Jambi.
Jambi Emas, Blue Print Pembangunan ?
Road Map pembangunan Jambi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jambi 2011-2015 bersesuaian dengan RPJM Nasional. Dalam RPJMD Provinsi Jambi 2011-2015, difokuskan bahwa pembangunan Provinsi Jambi adalah pembangunan yang pro growth (mendorong pertumbuhan ekonomi), pro job (membuka lapangan kerja), dan pro poor (mengurangi atau mengentaskan kemiskinan), serta pro environment (melestarikan lingkungan hidup) yang tergambar pada lima prioritas pembangunan.
Ke lima skala prioritas itu adalah peningkatan infrastruktur wilayah dan energi, pendidikan dan kesehatan serta sosial budaya, pengembangan ekonomi rakyat, investasi, dan kepariwisataan, ketahanan pangan dan sumber daya alam serta lingkungan hidup serta penataan tata kelola pemerintahan yang baik. Upaya pencapaian itu semua ditopang dengan akselerasi pembangunan yang mengusung program Samisake. Meski Program Samisake itu sendiri belum banyak bahkan belum ada yang melakukan riset sejauhmana dampak dan keberhasilannya dalam pembangunan Jambi. Tetap saja satu program yang memiliki prestise tersendiri.
Prestasi Jambi Emas, sebuah Pengakuan ?
Setelah tiga tahun berkiprah membangun Jambi, masyarakat bisa dan boleh menilai plus-minus pembangunan Jambi dibawah komando HBA – Fachrori Umar. Dari data yang diperoleh dari berbagai sumber, penulis memperoleh indikasi keberhasilan yang diperoleh Gubernur Jambi dengan Jambi Emas –nya diantaranya adalah pertama, Peningkatan APBD Provinsi Jambi . dimana APBD Provinsi Jambi mengalami kenaikan pada tahun 2010, APBD Provinsi Jambi Rp1,4 triliun; dan tahun 2013 mencapai Rp2,7 triliun.
Kedua, Realisasi Pembangunan Bandara Sultan Thaha Syaifudin (STS) Jambi. Realisasi pembangunan Bandara ini memiliki nilai positif terhadap masa depan pertumbuhan ekonomi dan lalu lintas bisnis dari berbagai sektor, yang kesemuanya ditengarai akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Jambi.
Ketiga, Peningkatan program beasiswa pendidikan untuk jenjang strata dua (S2) dan S3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan harga mati untuk mencapai kemajuan. Dan, pendidikan merupakan jalur yang paling utama untuk meningkatkan kualitas SDM. Berkaitan dengan itu, Pemprov Jambi telah memprogramkan beasiswa pendidikan S2 sebanyak 25 orang per tahun dan untuk S3 62 orang per tahun, dengan bantuan dana dari APBD Provinsi Jambi. Selain itu, Pemprov Jambi juga telah mengadakan beasiswa pendidikan untuk Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), yang terintegrasi dalam program Satu Miliar Satu Kecamatan (Samisake).
Selain itu, dari sisi pembangunan ekonomi Jambi yang relatif tinggi. Dalam catatan Penulis, pada Tahun 2010 dan tahun 2011, pertumbuhan ekonomi merupakan yang tertinggi di Sumatera (tahun 2010 7,3%, tahun 2011 8,5%) dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2012, di tengah anjloknya pasaran komoditi unggulan Provinsi Jambi (karet, sawit, dan batubara), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi masih melambung tinggi, yakni 8,1% (sampai triwulan III 2012), yang bahkan melampaui prediksi para pengamat ekonomi yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada kisaran 7 sampai 7,4%. Selain itu, tahun 2012, investasi bertumbuh mencapai 11,5% diatas nasional 10,8%.
Disamping keberhasilan mengendalikan dan meningkatkan pembangunan Jambi, Gubernur Jambi beserta jajaran tim pengendali inflasi juga mampu mengendalikan laju inflasi jambi. Yakni, dalam temuan terhadap tingginya inflasi Provinsi Jambi pada tahun 2010, yang mencapai 10,54% disikapi dengan bijaksana oleh HBA dan jajarannya dengan membentuk Tim Pengendali Inflasi. Tim ini membuahkan hasil yang sangat positif. Alhasil, inflasi Provinsi Jambi relatif rendah (tahun 2011 2,76%, tahun 2012 4,12% sampai akhir Desember 2012, dibawah nasional 4,5%).
Barangkali masih banyak data yang tidak mampu penulis ungkap dengan mendetail, karena keterbatasan ruang terhadap persoalan yang sedang dibahas, mengingat tulisan ini hanya bagian dari opini publik yang ingin mendiskusikan kondisi Jambi Emas kepada publik Jambi. Akan tetapi yang perlu kita lihat, kemajuan pembangunan Jambi di bawah Kendali Gubernur HBA bersama Fachrori Umar, perlu kita kaji apakah itu bagian dari sebuah prestasi Pembangunan atau sekedar Prestise Politik yang berorientasi pada komunikasi media atas pencitraan.
Antara Prestasi dan Prestise
Banyak argumentasi bersifat sentimen politik yang penulis temui di lapangan, ketika dihadapkan kepada politik dan pembangunan yang sedang dijalankan oleh HBA dan perangkat kerja pembantunya. Dari semua informasi itu, penulis menangkap adanya kepuasan tersendiri dari berbagai kalangan terhadap laju pertumbuhan dan pembangunan Jambi selama dipimpin oleh HBA. Terlepas statement itu, bagian dari realitas politik atau pun juga sebatas obrolan santai di rumah makan yang jelas masyarakat mengakui laju pertumbuhan pembangunan Jambi.
Hemat penulis, dalam pembangunan dan membangunan peradaban suatu pemerintahan dibutuhkan sebuah orientasi pembangunan yang jelas, kebijakan politik dan kebijakan publik yang tepat sasaran. Artinya, dibutuhkan sebuah road map dan atau juga blue print pembangunan jangka panjang, agar pembangunan berjalan terus, meningkat, berkelanjutan dan tidak jalan ditempat dengan terbatas oleh jangka waktu kekuasaan dan politik yang dimiliki.
Dengan dasar argumentasi yang demikian, jika kita melihat kebijakan pembangunan yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Propinsi Jambi, sangat laik kita apresiasi pembangunan Jambi jika melihat standar dan orientasi pembangunan sebagaimana diakui oleh Kuntoro Mangkusubroto selaku anggota UKP4 yang menjadikan model RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Jambi (2011 – 2031) sebagai acuan RTRW di Provinsi lain di Indonesia.
Akan tetapi dalam melihat kinerja sebuah pemerintahan, akan ada perspektif yang berbeda yang menjadi alat ukur akan keberhasilan pemerintahan tersebut. Perspektif yang berbeda, argumentasi yang berbeda menjadikan wawasan politik pembangunan pun menjadi beragam wacana. Sehingga kelemahan dan kekurangan dalam pembangunan bukan menjadi kemustahilan akan tetapi bagian dari keniscayaan.
Oleh karena itu, Visi Pembangunan Jambi Emas menuju keberhasilan yang argumentatif juga didasarkan atas angka-angka statistik akan lebih mampu terarah dan menjadi blue print pembangunan jangka panjang dan bisa diteruskan oleh generasi politik pasca HBA nantinya dengan menggunakan pendekatan-pendekatan pembangunan dan manajemen pembangunan yang lebih jelas dan terarah.
Jambi Emas Perspektif Teori Pembangunan
Dalam pembangunan, para ekonom Konvensional telah menawarkan berbagai macam teori pembangunan dengan berbagai pendekatan pula. Pendekatan pembangunan mulai yang diwarnai oleh pendekatan ekonomi --sejak dedengkot pemikir klasik seperti Adam Smith yang mengajarkan tentang pasar dengan “invisible hand”nya, David Ricardo dengan perdagangan bebas antar negara dengan keunggulan komparatif, disusul Karl Marx dengan “ekonomi terpimpin”nya, hingga John Maynard Keyness yang mengusulkan perpaduan antara kebebasan dan pengaturan oleh pemerintah, atau yang lebih kotemporer seperti teori — maupun Tarikan Besar (Big Push) hingga Pertumbuhan Seimbang (Balanced Growth) pendekatan politik –kulturalis, yakni yang percaya bahwa kemajuan bisa diperoleh dengan injeksi nilai-nilai maju (biasanya mengacu kepada nilai di negara maju sendiri) ataupun yang strukturalis, yakni yang percaya bahwa hanya perubahan secara struktural yang bisa membuat negara berkembang menjadi maju karena yang terjadi adalah struktur yang tidak benar, bukan nilai yang tidak benar.
Akan tetapi, pendekatan manajemen hemat penulis lebih mampu mendekati permasalahan dan menemukan solusi yang bersifat win-win –pendekatan ekonomi dan politik biasanya lebih bersifat “zero sum game ”. Ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh empu manajemen, Peter F Drucker, bahwa only management and management alone that can create values and therefor economic prosperity. Alasan seperti ini telah dikemukakan sebelumnya, masyarakat modern adalah masyarakat yang telah berubah dari masyarakat paguyuban menjadi masyarakat organisasi.
Oleh karena itu, melihat prestasi kerja Jambi Emas dalam tiga tahun terakhir hemat Penulis merupakan kemampuan HBA dalam membangun pemerintahan berbasis management sebagaimana tersebut teori di atas. Hal ini mungkin didasarkan oleh pengalaman dirinya sebagai birokrat yang teleh melanglang buana.
Akhirnya, penulis mengutarakan jika Argumentasi yang penulis ungkap dalam opini ini adalah benar maka sudah selayaknya penghargaan Bintang Maha Putra Utama sebagai wujud prestasi Pembangunan HBA dengan visi Jambi Emas – nya bukan bagian dari komukasi politik yang bersifat prestise. Selain itu, argumentasi ini semua merupakan upaya penulis dalam menimbang satu masalah di Jambi secara objektif tanpa ada tendensi apapun. Sehingga bisa jadi kedepan akan ada analisa dan tesa yang kontradiktif. Wallahu A’lam....
*Wakil Direktur Forum for Studies of Islamic Thought and Civilization. Mantan Wakil Direktr dan Pendiri Pondok Belajar al – Kalam Jambi. Pendiri dan Wakil Direktur Yayasan Madani Insan Sejahtera (MADAS). Anggota PELANTA (20130729)
Sumber: http://jambiupdate.com/artikel-hba-bintang-maha-putra-utama-dan-jambi-emas.html#
Tidak ada komentar :
Posting Komentar