Mhd. Zaki, S.Sos., M.H. |
Oleh: Mhd. Zaki, S.Sos., M.H.*
Musim penerimaan mahasiswa baru sudah tiba. Berbagai jalur penerimaan mahasiswa pun dibuka. Mulai dari jalur Sistem Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Ujian Masuk Bersama (UMB), Seleksi Lokal Masuk Bersama (SLMB) dan berbagai penamaan lain yang setiap tahun senantiasa diubah-ubah.
Dari berbagai media disebutkan bahwa peminat calon mahasiswa dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Patut diapresiasi memang. Paling tidak hal ini bisa dijadikan indikator bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan semakin meningkat. Namun kesadaran itu idealnya harus pula diikuti dengan pembenahan di semua bidang oleh pihak perguruan tinggi sebagai salah satu institusi penyelenggara pendidikan. Baik itu kualitas tenaga dosen, fasilitas penunjang, dan lain sebagainya. Sehingga keluaran yang dihasilkan nantinya benar-benar manusia-manusia yang berkualitas, bukan generasi yang sia-sia.
Adalah keberuntungan bagi mereka yang lulus melalui jalur SNMPTN, karena mereka tidak perlu lagi bersusah payah untuk mengikuti tes tertulis, melainkan hanya dengan seleksi hasil rapor saja. Lain halnya dengan calon mahasiswa yang tidak lulus melalui jalur SNMPTN tersebut, yang masih harus berjuang di jalur lain bersaing dengan calon mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Ada yang mengganjal di benak penulis ketika mengamati sistem penerimaan mahasiswa baru tahun ini, khususnya untuk jalur SBMPTN yang dijadwalkan akan dilaksanakan 18—19 Juni 2013 mendatang. Yakni berkaitan dengan kebijakan penunjukan bank penyelenggara penerimaan pendaftaran calon mahasiswa baru. Seperti diketahui khusus untuk jalur SBMPTN tahun ini pembayaran uang pendaftaran dilakukan memalui Bank Mandiri. Tentu kebijakan ini dinilai menyulitkan, karena Bank Mandiri menjadi satu-satunya bank resmi tempat pembayaran uang pendaftaran. Apalagi bagi calon mahasiswa yang berasal dari daerah kabupaten.
Seperti diketahui tidak semua daerah, khususnya di kabupaten itu ada Bank Mandiri di sana. Yang perlu dipikirkan berkaitan dengan hal tersebut adalah bagaimana calon mahasiswa yang berada di daerah harus ke kota sekadar untuk membayar biaya pendaftaran. Sementara rentan waktu batas terakhir pendaftaran dengan waktu ujian relatif lama. Tentu kondisi yang seperti ini membuat mereka harus menunggu atau juga menjadi bolak-balik dari daerah ke kota. Bagi mereka yang punya sanak keluarga di kota mungkin tidak akan menjadi masalah. Karena mereka bisa menginap di sana untuk sementara. Namun bagaimana halnya dengan mereka yang tidak punya saudara atau famili. Tentu mereka harus menginap di hotel maupun penginapan. Otomatis dengan menginap di hotel atau penginapan mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk sewa hotel atau pun penginapan. Belum lagi untuk biaya harian yang harus dikeluarkan.
Dalam hal ini bukan bermaksud untuk hitung-hitungan. Dalam sebuah perjuangan memang harus ada yang namanya pengorbanan. Tapi sekadar mengingatkan para stakeholder. Bahwa yang mengikuti seleksi calon mahasiswa baru bukanlah sepenuhnya berasal dari mereka yang golongan menengah ke atas. Melainkan sebagian besar didominasi oleh mereka yang berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah.
Kebijakan Haruslah Bijak
Pemerintah tentunya punya alasan kenapa Bank Mandiri dijadikan sebagai satu-satunya bank tempat pendaftaran penerimaan calon mahasiswa baru untuk jalur SBMPTN tahun ini, dan tidak melibatkan bank-bank seperti BRI, BNI, BPD dan bank lainnya. Bukankah seperti BRI dan BNI memiliki cabang yang lebih banyak di seluruh wilayah Indonesia, bila dibandingkan dengan Bank Mandiri. Bahkan BRI bisa dijumpai di hampir setiap kecamatan. Logikanya dengan memiliki cabang yang banyak, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia jelas akan mempermudah bagi calon mahasiswa.
Dengan demikian untuk membayar uang pendaftaran mereka tidak perlu harus repot-repot berangkat ke kota untuk mencari Bank Mandiri. Mereka juga tidak harus antre begitu panjang, lama dan membosankan, karena lebih leluasa bisa memilih lokasi bank yang diinginkan. Jadi untuk mendaftar mereka cukup di daerah masing-masing melalui bank yang ada tentunya.
Sewajarnya pemerintah harus berani untuk terbuka dan menjelaskan alasan kepada publik, terkait penetapan Bank Mandiri sebagai satu-satunya bank resmi tempat pendaftaran bagi calon mahasiswa baru jalur SBMPTN tahun ini. Karena ini adalah bentuk kebijakan yang dinilai menyulitkan bagi calon mahasiswa. Sebab jika tidak dijelaskan kepada publik maka akan melahirkan berbagai spekulasi. Jangan-jangan ada permainan dalam kebijakan penunjukan Bank Mandiri sebagai bank penyelenggara. Semoga saja tidak!
Dimuat di Opini Harian Pagi Jambi Ekspres, Rabu, 19 Juni 2013
Tidak ada komentar :
Posting Komentar