Muhammad Haramen |
Oleh: Muhammad Haramen*
Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) sejak dilantik tiga tahun lalu telah menancapkan visi Jambi Emas untuk pembangunan di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Dalam visi tersebut termaktub keinginan agar ekonomi Jambi ini menjadi lebih maju, aman, adil dan sejahtera.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah Provinsi Jambi memfokuskan program pada pembukaan lapangan Pekerjaaan (Pro Job), menurunkan Angka Kemiskinan (Pro Poor) dan mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Pro growth).
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah Provinsi Jambi memfokuskan program pada pembukaan lapangan Pekerjaaan (Pro Job), menurunkan Angka Kemiskinan (Pro Poor) dan mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Pro growth).
Dalam bingkai ekonomi Islam, rasanya visi Jambi Emas ini masih ada yang kurang. Karena didalam ekonomi Islam, tujuan pembangunan ekonomi adalah proses untuk mengurangi kemiskinan serta menciptakan ketentraman, kenyamanan dan tata susila dalam kehidupan.
Dalam pengertian ini, maka pembangunan ekonomi menurut Islam bersifat multi dimensi.
Bukan saja, untuk kebahagiaan di dunia, tapi juga kebahagian di akhirat.
Ekonomi Islam memiliki misi yang jauh lebih luas dan komprehensif, dimana ekonomi pembangunan bukan sekadar membangun ekonomi masyarakat, melainkan yang lebih penting adalah membangun sikap mental (mental attitudes) yang berarti pula membangun manusia secara utuh. Bukan saja sisi jasmani, namun juga kebutuhan spiritual-transendental.
Keduanya menurut Islam menyatu secara integral (Mahrusy, 2009).
Program Jambi Emas tentu lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur dibanding pembangunan mental. Hal ini tergambar dari besarnya anggaran bidang infrastruktur dibandingkan dengan anggaran untuk pembangunan mental. Pada APBD Provinsi tahun 2012 anggaran infrastruktur mencapai 392 miliar dari total APBD Rp 1,8 triliun. Bandingkan dengan anggaran pembinaan pondok pesantren hanya kisaran Rp 500-an juta. Kemudian anggaran untuk pengelolaan Masjid Al Falah dan kegiatan keagamaan lainnya sekitar Rp 2 miliar lebih.
Padahal, ekonom muslim, Kursyid Ahmad, menempatkan pembangunan sumberdaya insani sebagai prioritas pertama pembangunan. Menurutnya, ini merupakan tujuan pertama dari kebijakan pembangunan. Dengan demikian, harus diupayakan membangkitkan sikap dan apresiasi yang benar, pengembangan watak dan kepribadian, pendidikan dan latihan yang menghasilkan keterampilan, pengembangann ilmu dan riset serta peningkatan partisipasi.
Kedepan, kita sama-sama berharapkan agar pembangunan kita kedepan akan lebih fokus pada pembinaan mental spritual. Paling tidak berimbang, antara pembinaan mental dan infrastruktur. Karena pembinaan mental spiritual sama pentingnya dengan pembangunan infrastruktur. Jika infrastruktur dibangun oleh SDM yang bermental buruk, hanya akan membuat cost pembangunan yang tinggi. Sebaliknya, jika infrastruktur dibangun oleh SDM yang bermental baik, efisiensi dan efektivitas bisa dijalankan dengan baik. Semoga semua jadi pertimbangan pemerintah kedepan, agar melahirkan negeri yang Baldatun Toyyibaton Wa Rabbun Ghaffur.
*Pimpinan Redaksi Jambi Ekspres, anggota Pelanta, sedang menyelesaikan studi Pasca Sarjana Ekonomi Islam IAIN STS)
Sumber: http://jambiupdate.com/artikel-jambi-emas-dalam-bingkai-ekonomi-islam.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar