Oleh: Abd.Mukti, S.Ag.*
Kesurupan massal. Itulah yang menimpa puluhan siswa-siswi SMPN 2 Kuala Tungkal.Sekolah yang ada di tengah kota Kabupaten Tanjab Barat itu, tiga hari berturut-turut mengalami peristiwa menghebohkan yang tak pernah terjadi sebelumnya.Pada hari pertama, Jumat (12/9/2014) kala itu para siswa baru saja melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler membaca surah yasin,tiba-tiba ada siswi yang kejang-kejang, tatapan matanya ke depan kosong yang selanjutnya disusul oleh siswa-siswi yang lain yang jumlah sampai tigapuluhan siswa. Pada hari berikutnya, Sabtu dan Senin juga terulang lagi peristiwa yang sama dengan korban mayoritas para siswi.
Tak pelak kondisi ini membuat heboh seisi sekolah, baik siswa, guru dan warga sekitar. Pihak sekolah pun mengerahkan sejumlah orang pintar (kyai) untuk mengatasi kesurupan massal tersebut. Sementara kegiatan belajar-mengajar pada hari itu ditiadakan, karena khawatir akan menular pada siswa yang lain.Kesurupan massal. Itulah yang menimpa puluhan siswa-siswi SMPN 2 Kuala Tungkal.Sekolah yang ada di tengah kota Kabupaten Tanjab Barat itu, tiga hari berturut-turut mengalami peristiwa menghebohkan yang tak pernah terjadi sebelumnya.Pada hari pertama, Jumat (12/9/2014) kala itu para siswa baru saja melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler membaca surah yasin,tiba-tiba ada siswi yang kejang-kejang, tatapan matanya ke depan kosong yang selanjutnya disusul oleh siswa-siswi yang lain yang jumlah sampai tigapuluhan siswa. Pada hari berikutnya, Sabtu dan Senin juga terulang lagi peristiwa yang sama dengan korban mayoritas para siswi.
Fenomena kesurupan sejatinya sudah merupakan hal yang tidak asing lagi di negeri ini.Di hampir semua daerah di Tanah Air pernah mengalami peristiwa yang sama. Pada umumnya, fenomena ini menimpa pada usia remaja di sekolah-sekolah yang secara umum belum memiliki kestabilan psikologis. Ketidakstabilan psikologis itu menjadikan para remaja berada dalam kerentanan emosi, termasuk emosi keagamaannya.
Apa Penyebabnya?
Prof.Dr.dr.Dadang Hawari,SpKj. menyatakan bahwa penyebab terjadinya kesurupan massal antara lain karena para siswa belajar terlalu keras, dan terlambat makan. "Bisa terjadi kesurupan massal di sekolah karena satu orang menjadi pemicu kesurupan di kelas karena adanya tekanan tertentu, lalu menular, dan dapat mempengaruhi yang lain. Bila diteliti, penyebab kesurupan tersebut adalah belajar terlalu keras, dan terlambat makan," ujar psikiater Prof. Dr. dr. Dadang Hawari, SpKJ, saat dihubungi detikHealth, awal tahun lalu(23/1/2013).
Prof Dadang menjelaskan kesurupan adalah suatu reaksi bentuk gangguan jiwa yang ringan karena stres atau tekanan kehidupan. Reaksinya dapat teriak-teriak, dan menular dalam bentuk mempengaruhi yang lain.
Sedangkan menurut praktisi hipnoterapi, Soegiono, kesurupan bisa terjadi dengan adanya memori yang terkumpul sejak seorang anak manusia lahir, anak-anak, dan berkembang menjadi remaja. Seperti mendapat cerita horor dari orang tua atau teman-temannya, serta film horror yang ia tonton."Sehingga ada kepercayaan seperti malam Jumat adalah malam kramat. Penggambaran bentuk hantu, dapat terbentuk dalam introject masing-masing individu. Bila ada suasana yang menunjang, introject bisa hadir dalam kehidupan nyata," jelas Soegiono, yang sering menangani kasus kesurupan melalui hipnoterapi.
Dalam Perspektif Islam
Islam memandang bahwa fenomena kesurupan bukanlah hal yang mustahil. Tapi, penyebabnya hanya Allah-lah yang mengetahuinya. Apakah kesurupan itu disebabkan oleh faktor fisik, psikis maupun karena kemasukan jin.
Nash Alquran maupun Hadis berikut dapat kita jadikan sebagai bahan referensi kajian fenomena yang sering menimpa para remaja putri itu. Antara lain firman Allah SWT :”Tidaklah kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu” (QS.Adz-Dzariat: 56). Dan firman-Nya :“Orang-orang yang makan(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Qs. Al-Baqarah: 275)
Perhatikanlah bahwasanya di dalam ayat tersebut Allah menciptakan dua makhluk yang sama-sama ditugaskan untuk menyembahNya. Jin diciptakan berdampingan dengan kita, hanya saja Allah telah memisahkan alamnya dengan alam kita. Dan hanya Allah Dzat yang tahu akan perkara yang ghaib.”
Berdasarkan ayat Alquran diatas, bahwa adanya fenomena kesurupan jin adalah sesuatu yang tidak mustahil. Kebenaran adanya kesurupan jin bukanlah sekadar imajinasi, halusinasi, khurafat, tahayul atau apalah namanya. Namun hal itu adalah peristiwa nyata yang didukung oleh banyak dalil dari Al Qur’an, hadis, serta ijma’ ulama.
Dalam hadis diriwayatkan dari Utsman bin Abi Ash ra.berkata,“Tatkala Rasulullah saw menugaskanku untuk mengurursi kota Thaif, ada sesuatu yang mengganggu diriku dalam shalatku sehingga aku tidak sadar tatkala menjalankan shalat. Tatkala aku merasakan hal itu, maka aku pergi menemui Rasulullah.
Beliau bertanya,“Ibnu Abi Ash?!” Jawabku, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya lagi, “Apa yang mendorongmu kemari?” Saya berkata, “Wahai Rasulullah, ada sesuatu yang mengganggu diriku dalam shalatku sehingga aku tidak sadar tatkala menjalankan shalat.”
Nabi saw bersabda, “Itu adalah setan, kemari mendekatlah kepadaku”. Akupun mendekati beliau sedangkan beliau duduk di hadapanku. Nabi saw kemudian memukul dadaku dengan tangannya dan meludah ke mulutku seraya berkata,”Keluarlah wahai musuh Allah!” Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali kemudian bersabda, “Lanjutkan lagi tugasmu.” Utsman berkata, “Sungguh, setelah itu saya tidak merasakan sesuatu itu mengangguku lagi.”
Oleh karena itu Syaikh Al-Albani ra.berkomentar,” Dalam hadits ini terdapat dalil yang sangat jelas bahwa setan bisa merasuk ke badan manusia sekalipun dia orang yang beriman dan shalih. Banyak hadis yang mendukung adanya hal itu.” (Ash-Shahihah 6/1002/2)
Untuk dalil dari ijma’ ulama penulis bawakan perkataan dari Syaikh Abdul Aziz bin Baz ra., beliau berkata, “Al-Qur’an, sunnah Rasulullah saw dan kesepakatan umat telah menunjukkan bahwa jin bisa masuk pada jasad manusia. Lantas pantaskah bagi orang yang mengaku berilmu untuk mengingkarinya tanpa pijakan ilmu dan petunjuk. Laa haula wa laa quwwata illa billahi.”
Jangan Terjerumus Pada KesyirikanDalam merespon dan memberikan terapi terhadap kasus kesurupan, seharusnyalah jangan sampai terindikasi atau tercampur-baur dengan kesyirikan, karena hal ini dapat menyebabkan pelakunya menjadi musyrik atau murtad.Dan dosa syirik itu adalah dosa yang paling besar. Selama aqidahnya tidak berubah kepada tauhid, maka tidak akan terampuni dosanya.
Orang yang berkomentar terjadinya kesurupan massal di SMPN 2 Kuala Tungkal itu disebabkan oleh adanya ‘batu besar’ di sekolah yang dapat mengganggunya, maka pemahaman seperti ini juga masuk dalam kategori kesyirikan, menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya.Seolah-olah batu besar itu punya sifat kuasa yang semestinya hanya dimiliki oleh sang Khalik. Jadi, batu, keris,cincin, dan benda-benda yang sering dianggap keramat itu pada hakikatnya tidak berdaya, dan tidak dapat memberikan manfaat atau madharat kepada makhluk yang lain.
Oleh karena itu, hati-hatilah dalam menyikapi fenomena kesurupan itu.Janganlah kita sampai salah mengambil tindakan untuk menangani penyakit tersebut dengan cara-cara yang tidak disyari’atkan, karena saat ini ternyata sudah mulai bermunculan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh “orang-orang pintar” yang katanya untuk membekali para guru di sekolah dalam menangani hal-hal semacam itu, dimana murid-murid di sekolah tersebut seringkali mengalami kesurupan.
Terapi
Ada dua macam terapi dalam mengatasi fenomena kesurupan ini. Yaitu, pertama dengan tindakan preventif atau pencegahan sebelum terjadi.Cara ini dapat ditempuh dengan berupaya menjaga dzikir dan doa pagi dan petang yang shahih, termasuk diantaranya seperti bacaan ayat kursi, sebab orang yang membacanya pada suatu malam, niscaya Allah akan selalu menjaganya dan setan tidak berani mendekatinya hingga datang waktu pagi. Demikian pula surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas serta doa/dzikir pagi dan petang sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah dalam hadis-hadisnya.
Kedua, tindakan pasca terjadinya kesurupan.Cara ini dapat ditempuh dengan ruqyah syar’iyah, yaitu membacakan ayat-ayat Alquran, terutama yang berkaitan tentang perlindungan kepada Allah dari syetan, sehingga jin itu keluar dari badan orang yang kesurupan dengan dibarengi keimanan dan tawakal yang mantap kepada Allah bagi orang yang meruqyah dan diruqyah.. Wallahu Musta’an.
*Pemerhati Kehidupan Beragama Domisili di Kuala Tungkal Tanjab Barat.
Sumber: http://jambiekspres.co.id/berita-17946-memahami-fenomena-kesurupan-massal.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar