Drs. H. Navarin Karim, M.Si. |
(Apakah Terulang Poros Tengah Jilid II atau Ramalan Joyoboyo?)
Oleh: Drs. H. Navarin Karim, M.Si.*
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 tinggal tiga bulan lagi, secara terselubung balon Presiden telah melakukan promosi dan manuver politik agar bisa dilirik dan dipilih pada Pemilu Presiden nanti. Lembaga survey juga sudah mengeluarkan beberapa hasil survey untuk partai pemenang Pemilu 2014 dan calon Presiden yang berpeluang besar. Jika kita remind sejenak hasil Pemilu 1999 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan secara nasional memenangkan pemilu legislative, namun ketua umumnya ketika itu (Megawati Soekarno Puteri) tidak sertamerta menjadi Presiden.
Malah tidak disangka dan dinyana K.H. Abdurrachman Wahid (Gus Dur) yang tidak diperhitungkan sama sekali, terpilih sebagai Presiden ke IV Republik Indonesia melalui drama voting pemilihan tidak langsung. Sekarang mari kita lihat hasil survey terakhir Lembaga survey tentang urutan pemenang pemilu 2014 yang diumumkan Kompas empat hari silam menunjukkan peringkat pemenang sebagai berikut: 1. PDI Perjuangan, 2. Partai Gerindra, 3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS), 4. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 5. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), 6…dst.
Peringkat tertinggi yang digapai PDI Perjuangan disebabkan dua factor utama yaitu sebagai pihak oposisi dan figure Jokowi. Hebatnya lagi hasil survey ini seolah kebangkitan kembali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dimana setelah Pemilu 1999 PKB semakin terperosok urutannya. Suatu kebetulan, hasil survey menunjukkan bahwa PKB sekarang berada pada urutan ke IV. Apakah urutan ke IV merupakan angka keramat dimana ketika PKB berada pada urutan keempat hasil Pemilu 1999 memunculkan Presiden ke IV Republik Indonesia dari PKB? Apakah ini akan terulang lagi? Kalo mengacu kepada poros Tengah, bukan tidak mungkin partai-partai Islam melakukan koalisi member dukungan kepada capres yang disepakatinya. Kalau ini terjadi, berarti Poros tengah jilid 2 akan terulang, walaupun polanya beda. Jika tahun 1999 melalui voting Pemilihan tidak langsung dan tahun 2014 melalui pemilihan langsung. Ada dua partai idiologi agama berada pada urutan tiga dan empat (PKS dan PKB) dan urutan kedua (Gerindra) sebagai pesaing utamanya, ditambah ada rasa dendam dari Partai ini yang beranggapan bahwa Megawati Soekarno Puteri seolah telah mangkir dan tidak konsisten dengan kesepakatan yang telah dibuat di Batu Tulis (Bogor) sebelum Pemilu 2009.
Jika hasil survey ini benar dan jitu, maka peluang Jokowi menjadi Presiden akan terbuka lebar. Namun nanti dulu, semuanya bisa saja berubah dan tanpa bisa di prediksi (unpredictable). Pembelajaran hasil Pemilihan Presiden tahun 1999, terpaksa membatalkan euphoria kader-kader PDI Perjuangan.
Belakangan ini, kita sering mendengar polemik tentang adanya pihak tertentu, baik melalui perorangan, kelompok agama, partai menohok kelemahan-kelemahan Jokowi, membuka aib manakala Megawati mulai dari ingkar janji kesepakatan Batu Tulis dengan Prabowo Subianto. Kemudian merembet aib yang dibuka PKS manakala Megawati menjabat Presiden hingga 84 kasus korupsi (peringkat tertinggi) yang dilakukan kader PDI Perjuangan. Hal ini tentu sangat menguntungkan partai pesaing terdekat. Tapi jika ada penolakan terhadap Prabowo Subianto yang sangat melekat jiwa militer-nya sehingga ada rasa skeptic dinamika demokrasi yang mulai terbangun, akan stagnan bahkan kemunduran kembali. Demikian juga jika ada prinsip asal jangan Jokowi dibuat move oleh pesaingnya, maka bukan tidak mungkin koalisi dari beberapa partai akan bergabung menyerang si Banteng kerempeng (Jokowi : istilah bu Megawati). Koalisi bisa terjadi diantara Partai Islam atau bisa saja gabungan idiologi Islam dan Nasionalis. Apalagi jika terjadi koalisi gemuk, maka calon Presiden asal PDI Perjuangan akan semakin bekerja keras untuk memenangkan sebagai Presiden, bahkan bisa gigit jari. Jika dilihat dari prediksi konstelasi kemenangan Pemilu di Legislatif tahun 2014, maka ada dua nama yang akan menjadi pesaing berat dari Jokowi yaitu Prabowo Subianto dan Prof. Dr. Machfud MD. Nama Machfud MD jangan dipandang sebelah mata, sama seperti orang memandang sebelah mata terhadap Gusdur dari PKB tahun 1999. Jika ini terjadi berarti angka IV memang angka keberuntungan bagi PKB dan sebejo Machfud MD dalam iklan Jamu Tolak angin.
Ramalan Joyoboyo
Jika hasil survey ini benar dan jitu, maka peluang Jokowi menjadi Presiden akan terbuka lebar. Namun nanti dulu, semuanya bisa saja berubah dan tanpa bisa di prediksi (unpredictable). Pembelajaran hasil Pemilihan Presiden tahun 1999, terpaksa membatalkan euphoria kader-kader PDI Perjuangan.
Belakangan ini, kita sering mendengar polemik tentang adanya pihak tertentu, baik melalui perorangan, kelompok agama, partai menohok kelemahan-kelemahan Jokowi, membuka aib manakala Megawati mulai dari ingkar janji kesepakatan Batu Tulis dengan Prabowo Subianto. Kemudian merembet aib yang dibuka PKS manakala Megawati menjabat Presiden hingga 84 kasus korupsi (peringkat tertinggi) yang dilakukan kader PDI Perjuangan. Hal ini tentu sangat menguntungkan partai pesaing terdekat. Tapi jika ada penolakan terhadap Prabowo Subianto yang sangat melekat jiwa militer-nya sehingga ada rasa skeptic dinamika demokrasi yang mulai terbangun, akan stagnan bahkan kemunduran kembali. Demikian juga jika ada prinsip asal jangan Jokowi dibuat move oleh pesaingnya, maka bukan tidak mungkin koalisi dari beberapa partai akan bergabung menyerang si Banteng kerempeng (Jokowi : istilah bu Megawati). Koalisi bisa terjadi diantara Partai Islam atau bisa saja gabungan idiologi Islam dan Nasionalis. Apalagi jika terjadi koalisi gemuk, maka calon Presiden asal PDI Perjuangan akan semakin bekerja keras untuk memenangkan sebagai Presiden, bahkan bisa gigit jari. Jika dilihat dari prediksi konstelasi kemenangan Pemilu di Legislatif tahun 2014, maka ada dua nama yang akan menjadi pesaing berat dari Jokowi yaitu Prabowo Subianto dan Prof. Dr. Machfud MD. Nama Machfud MD jangan dipandang sebelah mata, sama seperti orang memandang sebelah mata terhadap Gusdur dari PKB tahun 1999. Jika ini terjadi berarti angka IV memang angka keberuntungan bagi PKB dan sebejo Machfud MD dalam iklan Jamu Tolak angin.
Ramalan Joyoboyo
Prediksi pemenang Pemilu dianalisis secara ilmiah kadang bisa salah, namun supaya kita lebih bersahaja dan mengurangi keseriusan mari kita lihat ramalan Joyoboyo yang banyak tepat ketimbang salah.
Menurut ramalan tersebut mengatakan bahwa nama Presiden Indonesia berkisar dari akronim NOTONOGOR0. Kalau dilihat fakta, memang telah terbukti. Presiden kita pertama namanya berakhir dengan kata N0. Presiden kita yang kedua, namanya berakhir dengan kata TO. Presiden kita ketiga namanya berakhir dengan kata NO. Justifikasinya menunjukan Habibie dalam bahasa Jawa sinonim dengan kata TresNo (kasih sayang). Presiden kita yang keempat, namanya berawal dengan kata GO (Goesdur), Presiden kita kelima namanya berakhir dengan kata RO. Mari kita lihat nama lengkap Megawati, disebut Megawati Soekarno Puteri. Di Indonesia biasanya untuk mengetahui anak siapa yang bersangkutan, maka nama ujung biasanyanya dicantumkan nama orang tua. Jadi yang betul Soekarno PuteRo, bukan Soekartno Puteri. Lantas untuk Presiden kita yang keenam kembali sirkulasinya nama yang berakhir No. Sudah tepat yaitu Susilo Bambang YudhoyoNo. Lantas siapa Presiden kita yang ketujuh? Kalo mengacu dari nama-nama balon capres yang ada, maka ada dua nama yang akhirnya TO yaitu Prabowo Subianto dan Wiranto? Kalau hasil survey, menunjukkan pesaing terdekat Jokowi adalah capres yang berasal dari partai Gerindra. Believe or not.
*Ketua Pelanta (NIA 201307002) dan dosen PNSD Kopertis Wil. X dpk STISIP NH Jambi.
*Ketua Pelanta (NIA 201307002) dan dosen PNSD Kopertis Wil. X dpk STISIP NH Jambi.
Sumber: http://www.jambiupdate.com/artikel-prediksi-presiden-ri-20142019_1.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar