Noprizal, S.H.I. |
(Catatan Derby Kincy pada Gubernur Cup Tahun 2014)
Oleh: Noprizal, S.H.I.*
Taring Harimau Kerinci (julukan PS Kerinci) sepertinya harus ditemukan kembali. Karena taringnya baru saja dibenamkan oleh Kota Sungai Penuh yang merupakan kota paling muda di Provinsi Jambi, dan adik kandungnya sendiri. Kekuatannya sungguh luar biasa, di Gubernur Cup tahun 2014 ini. Anak asuh Rahmat Riza ini berhasil mempermalukan Kerinci dan melaju ke babak semifinal setelah berhasil menjadi juara grup B.
Menariknya, selain terjadi derby ‘’Kincy’’ antara Persikota Sungai Penuh melawan PS Kerinci yang berkesudahan dengan hasil 3-1 untuk kemenangan Persikota Sungai Penuh. Pada ajang bergengsi kali ini juga terjadi selisih poin yang sangat mencolok antara keduanya.
Persikota Sungai Penuh tanpa kalah sekalipun pada babak penyisihan grup, dengan meraih 2 kali kemenangan dan 2 kali seri mengantarkannya meraih poin 8 dan menjadi juara grup B, hasil itu bertolak belakang dengan Kabupaten Induknya Kerinci yang tak pernah menang 1 kalipun, dengan hasil akhir kalah 3 kali dan seri 1 kali, mengokohkan posisinya di juru kunci grup B dengan raihan 1 poin.
Kekalahan PS Kerinci dari kota tetangga yang juga adik kandungnya sendiri ini tentu merupakan tamparan hebat yang menyakitkan, tentu bukan hanya untuk PS Kerinci yang berjuluk Harimau Kerinci itu, melainkan juga untuk Pemerintah Daerah dan semua fans PS Kerinci di luar daerah.
Jebloknya Prestasi Harimau Kerinci
PS Kerinci sudah terkenal dengan sejumlah prestasi di Provinsi Jambi, baik di ajang Gubernur Cup Jambi, maupun di Porprov dan ajang-ajang bergengsi lainnya. Namun prestasi itu sepertinya tidak mampu dipertahankan pada beberapa tahun belakangan ini.
Menurut catatan penulis, PS Kerinci sudah beberapa tahun belakangan puasa gelar di Gubernur Cup Jambi. Bahkan untuk menembus babak final pun, PS Kerinci kesulitan. Di tahun 2008 misalnya Piala Gubernur Jambi ini dibawa pulang oleh PS Muaro Jambi, kemudian di tahun 2010, Batang Hari Menjadi juara setelah mengalahkan Kota Jambi di babak final, di tahun 2011, Kota Jambi kembali merebut mahkota juara tersebut dari PS Merangin, di tahun 2012, PS Merangin mengambil alih juara setelah mengalahkan Muara Bungo di babak final, di tahun 2013 lalu Batanghari kembali membawa pulang Piala Gubernur Jambi ini setelah menundukkan Merangin di babak final. Kali ini PS Kerinci harus pulang lebih awal karena tak berkutik sema sekali di babak penyisihan grup.
Terjun bebas ini tentunya mengundang tanda tanya oleh penikmat dan pecinta sepakbola di Provinsi Jambi. Malahan pecinta bola di Jambi sudah tidak menganggap Kerinci sebagai tim yang hebat lagi di Provinsi Jambi.
Apa yang salah?
Siapa yang mau disalahkan dengan minimnya prestasi yang diraih oleh PS Kerinci beberapa tahun belakangan ini. Tentu tidak ada yang mau. Meski demikian, PS Kerinci tetap membutuhkan orang-orang berjiwa besar yang mau tampil dan yakin dengan kemampun dirinya untuk mengurusi sikulit bundar di Kerinci ini.
Selain persoalan itu, persoalan seleksi dan latihan para atlet wajib menjadi perhatian khusus para pengurus PSSI Kerinci untuk masa yang akan datang.
Desa mana yang tidak memiliki lapangan sepakbola di Kerinci? Untuk menjawab itu pun susah, jika pun ada, desa itu adalah desa yang baru pemekaran dari desa induknya, dan 1 lapangan yang ada masih digunakan oleh desa-desa pemekaran secara bersama. Hal itu membuktikan bahwa generasi muda di Kerinci mendapatkan kesempatan yang sama untuk berprestasi dan talenta muda selalu muncul dari Ranah Kerinci, namun kesempatan yang sama tidak didapatkan untuk duduk di posisi pemain inti PS Kerinci.
Malahan, terkadang sang pelatih juga kebingungan untuk menentukan siapa yang akan diturunkan pada pertandingan tertentu, karena adanya intervensi dari luar lapangan.
Ada hal menarik yang membuat miris pecinta PS Kerinci, beberapa tahun belakangan, pemain yang pernah memperkuat PS Kerinci dan berhasil menjadi juara Gubernur Cup dan ajang-ajang bergengsi lainnya banyak memilih hengkang ke kabupaten tetangga.
Apa yang salah? sehingga mereka lebih memilih memperkuat Kabupaten Tetangga, apalagi saat Kabupaten yang mereka bela menaklukkan PS Kerinci. Persikota Sungai Penuh dan PS Merangin adalah Kota dan Kabupaten yang kerab menjadi pilihan pemain berbakat dari Kerinci beberapa tahun ini.
Penikmat tentu tidak mau tau alasan apa yang dikantongi PS Kerinci, yang pasti kekecewaan fans sejati Sepakbola Kerinci harus diobati pada ajang-ajang bergengsi lainnya pada masa yang akan datang.
Butuh Perhatian Serius
PS Kerinci bisa disebut dalam keadaan kritis. Jika tidak segera dilakukan tindakan pembenahan sesegera mungkin, dikhawatirkan akan selalu merindukan posisi juru kunci.
Usaha keras itu tentunya harus dilakukan dengan dukungan penuh semua elemen, baik pemerintah, hingga masyarakat kecil sekalipun. Keseriusan dan dukungan untuk berprestasi dapat dilihat secara langsung, mulai dari anggaran yang dikucurkan, hingga dukungan dalam bentuk yang lainnya.
Seleksi yang ketat tanpa melakukan tindakan negatif tentunya akan menjadi faktor utama untuk menyelamatkan nama baik Kerinci untuk masa yang akan datang pada bidang persepakbolaan. Semua pihak masih menaruh harapan yang sangat tinggi kepada PS Kerinci. Di beberapa ajang bergengsi ke depan, kita masih optimis akan bisa berprestasi jika PS Kerinci benar-benar diurus secara profesional. Prestasi yang telah di raih PS Kerinci selama ini merupakan bukti yang menunjukkan bahwa kita memiliki potensi yang luar biasa. Hanya saja untuk saat ini kita diminta untuk lebih teliti dan cermat dalam membangun sepak bola.
Pembinaan yang simultan saat ini juga tidak terlihat di Kerinci. Harusnya pembinaan dengan pengelompokan usia harus sudah dilakukan saat ini. Agar pemain yang akan dibawa untuk satu turnamen tidak diseleksi beberapa waktu menjelang kejuaraan digelar.
Pembinaan dan kompetisi yang terarah ini sepertinya harus segera dilakukan saat ini. Pembinaan harus dimulai dari usia dini. Banyak hal lain selain keterampilan mengolah kulit bundar yang harus ditanamkan kepada anak didik sejak kecil. Kalau pembinaannya menyeluruh, saat masuk lapangan, sang pemain akan melakukan yang terbaik dengan benar, dan dengan sasaran yang jelas.
Seorang pemain pun perlu memiliki visi dan kecerdasan. Semua ini harus ditanamkan dengan benar oleh orang yang tepat. Di samping peran pengurus untuk tidak segan-segan datang ke kampung-kampung untuk mencari pemain handal juga sudah bukan hal yang tabu lagi saat ini, yang penting bisa mendapatkan pemain yang berkualitas.
Semoga pada masa mendatang, Harimau Kerinci bisa kembali mengaum di ajang-ajang berlever besar di Provinsi Jambi, jika tidak berbenah, bersiaplah untuk kembali mencari taring itu di tahun mendatang, setelah dibenamkan kembali oleh kota dan Kabupaten lainnya.
*Penikmat Sepakbola, Tinggal di Jambi.
Dimuat di Opini Harian Pagi Jambi Independent, Rabu, 22 Januari 2014
Tidak ada komentar :
Posting Komentar