Oleh: Prof. Dr. Drs. Khairinal, Dpt, B.A., M.Si.*
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi di bawah kepemimpinan Gubernur Drs. H. Hasan Basri Agus, M.M. dengan wakil Gubernur Drs. H. Fachori Umar, M.Hum. terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerahnya untuk meraih prestasi kemajuan bagi Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Pemprov Jambi berharap di usia yang ke-57 kedepannya harus lebih baik lagi dengan dukungan pimpinan daerah kabupaten kota, para pengusaha dan seluruh masyarakat Provinsi Jambi. Sehingga dapat terwujud Jambi EMAS (Ekonomi, Maju, Aman, Adil dan Sejahtera) tahun 2015.
Berbagai pencapaian program telah dilaksanakan dan akan dilanjutkan dalam berbagai program prioritas diantaranya pendidikan yaitu "mewujudkan pendidikan yang berkualitas", Mendikbud Mumammad Nuh dalam suatu kesempatan menjelaskan, pendidikan dapat meningkatkan status sosial.Berbekal ilmu pengetahuan yang dimiliki dapat menghindari kemiskinan, ketidak tahuan, dan keterbelakangan peradaban.
Untuk mencapai apa yang disebut oleh Mendikbud RI. Gubernur bersama jajaran Kakanwil Dinas DikbudProvinsi Jambi terus berupaya meningkatkan SDM pendidik, minimal S1 bagi guru SD. Ini menjadi program Pemrov Jambi dalam waktu dua tahun ini, jangan ada lagi sekolah yang tidak layak termasuk sarana pendukung seperti software dan hardware-nya.
Meningkatkan SDM tenaga pendidikan menjadi salah satu sisi penting untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Pemprov Jambi akan terus membantu anak-anak kurang mampu untuk mengenyam pendidikan dengan dana yang telah dianggarkan. Setiap anak memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan, apalagi anak kurang mampu di pedesaan.
Masalah pendidikan:
Masalah pendidikan memang menumpuk, selalu ada positif dan negatifnya itulah hukum alam pemiliknya adalah sang Kholik Allah Yang Maha Pencipta. Itulah pula yang menjadi lika-liku sekelumit realitas pendidikan di tanah air dan di Jambi khususnya seperti: Kelas yang rusak, tahun ajaran baru orang tua resah, biaya pendidikan yang tinggi, anak menjadi buruh, fasilitas sekolah serba terbatas, gurunya pas-pasan, banyak ketimpangan sosial, maraknya tawuran antar pelajar, demonstrasi mahasiswa yang seharus humanis, kecurangan saat UN, maraknya seks bebas dan adanya kecenderungan merosotnya akhlak mulia generasi muda. Masalah seperti ini memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak secara terpadu dan terus-menerus.
Dinas Dikbud Provinsi Jambi menyusun Visi : Menghasilkan Manusia Supra Enterperneur Tahun 2025. Tercapainya visi Dinas Pendidikan Provinsi Jambi tersebut harus didukung oleh berbagai variabel seperti:
Pertama: Pemprov Jambi, Gubernur bersama jajaran Kakanwil Dinas Dikbud Provinsi Jambi adalah sebagai garda terdepan dalam perencanaan program untuk mengubah wajah pendidikan bagi putra-putri Jambi mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Program andalan untuk ini adalah: Jambi EMAS, Samisake dan Beasiswa Pemda Jambi. Semua masyarakat Jambi harus bersama-sama mengawal program andalan Pemprov Jambi ini supaya jalannya lancar dan tetap berjalan lurus diatas relnya.
Kedua: Guru, Guru sebagai garda terdepan berhadapan langsung dengan siswa anak didik saat melaksanakan PBM yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Saat ini guru di Provinsi Jambi negeri dan swasta lebih kurang berjumlah 57.510 orang dan madrasah 10.176 orang. Pada guru-guru inilah masyarakat Jambi mengharapkan pendidikan yang berkualitas dapat hadir di Provinsi Jambi.
Guru digugu dan ditiru itulah mungkin sebagai merek, brand, cap atau lisensi untuk guru yang profesional. Guru adalah sebagai pengajar dan seorang pendidik, inilah yang harus di posisikan dan ditampilkan gurubila berada di depan anak didiknya. Cukup berat memang tugas yang ada dipundaknya, bayangkan maju atau mundur suatu masyarakat Jambi berada ditangan generasi muda, maju atau mundur generasi muda tergantung pada pendidikannya inilah saham yang ditanamkan oleh pihak guru pada masyarakat Jambi. Guru sebagai pengajar bila ia memberikan pelajaran ilmu pengetahuan umum pada anak didiknya misalnya satu ditambah satu sama dengan dua, gunung yang tertinggi di pulau Sumatera adalah gunung Kerinci, ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta.
Guru sebagai pendidik bila ia memberikan pelajaran tentang perilakudan akhlak yangmulia dalam kehidupan, misalnya memberikan pelajaran tentang: norma-norma kehidupan, budi pekerti, tata krama, sopan santun, menghormati yang tua, menyayangi yang muda, sikap horma, berakhlak mulia. Inilah refleksi yang diharapkan pada pendidikan kedepan bagi masyarakat di Provinsi Jambi.
Ketiga: Pra-saran, tergapainya pendidikan yang berkualitas ditunjang pula oleh pra-sarana, sarana, dana, kualitas guru, kemampuan dan pemahaman guru melaksanakan kurikulum dan dukungan dari perguruan tinggi di Jambi.Prasarana gedung sekolah negeri dan swasta berjumlah lebih kurang 5.348 gedung. Madrasah 806 gedung. Di sinilah anak didik menimba ilmu dari pelosok desa sampai kekota.Sarananya harus lengkap dan layak pakai supaya proses belajar mengajar berlangsung lancar dan benar.
Keempat: Dana, dana bos yang diberikan per siswa SD Rp 580.000, per tahun Setingkat SMP Rp 710.000, per tahun yang disalurkan setiap periode per 3 bulan. Ini memang sangat bagus bila tepat sasaran.
Kelima: Beasiswa Pemda, Pemprov Jambi telah memberikan beasiswa untuk Sarjana S1, Megister S2 dan Doktor S3. Diberikan pada mahasiswa yang sedang kuliah atau yang sedang menyusun skripsi/tesis/disertasi.Tahun akademik 2012 Pemda Jambi telah memberikan beasiswa padaS1 sarjana 1.910 orang, S2 magister427 Orang dan S3 doktor 138 orang.
Demikian pula tahun akademik 2013 Pemda Jambi telah memberikan beasiswa pada S2 magister 276 Orang dan doktor S3 87 orang. Bila pemberian beasiswa tetap berlangsung sampai tahun akademik 2015 berarti pemda Jambi akan membiayai masyarakat terdidik sekurang-kurangnya untuk S1 sarjana 3.820 Orang, S2 magister 1.406 Orang dan S3 doktor 450 orang. Refleksi wajah pendidikan di Provinsi Jambi 15 tahun kedepan SDMnya sangat luar biasa hebatnya yaitu pendidikan yang berkualitas. Karena masyarakat diayomi oleh 450 orang doktor, bahkan lebih dari jumlah itu.
Keenam: Diklat guru, “Kualitas guru” itulah dua padanan kata yang kita harapkanuntuk mencapai pendidikan yang berkualitas. Diklat yang dilakukan oleh satuan pendidikan adalah: kelompok kerja guru (KKG), kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), kerja kelompok pengawas sekolah (KKPS), kelompok kerja mata pelajara (KKMP), musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), kelompok lesson study (KLS), diklat untuk SD inti, diklat untuk guru SD sasaran, diklat implementasi kurikulum 2013 dan sederat diklat yang lainnnya. Diklat seperti ini dilakukan oleh kanwil depdikbud provinsi, kantor dinas pendidikan kabupaten kota, dan LPMP. Instrukturnya beragam dari luar dan guru yang sudah dilatih. Tempat pelatihannya di Jakarta maupun di LPMP.
Ketujuh: Perguruan Tinggi, sumbangan dari perguruan tinggi paling tidak Universitas Jambi dan IAIN STS Jambi, juga perguruan tinggi lainnya di kabupaten/kota sudah berberan meningkatkan kualitas guru. FKIP Unja dan IAIN STS Jambi berperan melaluidiklat PLPG sertifikasi guru. Misalnya FKIP rayon 108 LPTK Universitas Jambi sudah melatih guru bersertifikat sertifikasi guru sebanyak 18.025 orang dari semua guru provinsi Jambi yang memenuhi syarat 49.000 orang. PLPG rayon 108 LPTK Universitas Jambi ini sudah sekaligus memberikan pemahaman dan kemampuan guru untuk mengimlimentasikan kurikulum 2013. Bagus memang kurikulum 2013 ini karena sejak SD sudah mengarahkan materi belajar anak didik untuk hidup berakhlakmulia yang sudah lama hilang dari kurikulum sekolah sejak tahun 70-an. Semoga akhlak mulya anak didik kembali kita peroleh lagi. Bagus memang PLPG ini banyak yang dapat diperoleh guru, namun tergantung mengimlementasikan di satuan pendidikan masing-masing.
Refleksi wajah pendidikan Provinsi Jambi menggembirakan hebat. Besudut (22 tahun), seorang anak rimba dari Suku Anak Dalam Kubu memakai nama Abdul Jalil berhasil lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru Universitas Jambi. Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi menyebutkan Besudut menjadi anak rimba pertama masuk jenjang pendidikan tinggi formal universitas. Lulus di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Besudut ingin menjadi guru Suku Anak Dalam Kubu untuk menyentuh dunia formal.
Pendidikan di Provinsi Jambi sering direfleksikan berprestasi, seperti:Memenangkan Olimpiade Internasional maupun prestasi nasional, Gubernur menerima “Ki Hajar Award 2013”, SMAN 5 Kota Jambi Mulyadi, S.Pd. M.Pd. memenangkan Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional, Juara 02SN tingkat Nasional, Juara 1 lomba karya tulis tingkat nasional, lulus seleksi beasiswa Turki dari 8 orang penerima. SMKN 2 Kota Jambi pemenang The Best: Student. Personality, produktions Selangor foods industries SDN BHD Malaysia. MAN 1 Sungai Penuh Drs. Andi Suyub, M.PdI. mengatakan berprestasi Madrasyah Aliah berprestasi tingkat Nasional, Sekolah Berbudaya lingkungan (Adiwiyata) tingkat nasional. Dan prestasi lainnya, pendidikan Jambi masih tetap mampu berkibar tingkat internasional dan nasional.
Refleksi pendidikan pada Abad XXI yang sangat identik dengan perkembangan teknologi dan perubahan budaya yang pesat. Dewasa ini perkembangan tersebut hadir di Jambi akan membangun masyarakat Jambi yang berilmu-pengetahuan yang profesional berbasis iptek. Perkembangan iptek yang sangat cepat berjalan mendahului kurvanya telah menumbuhkan global mind pada setiap individu.Peradaban teknologi yang canggih diharapkan anak didik dapat memanfaatkan teknologi canggih itu dan tidak disalahgunakan.Tolong diingat dengan iptek dapat menjadikan anak didik pintar, melalui internet anak didik bertambah luas wawasan dan pengetahuannya tapi bila salah guna itulah yang dapat merusak akhlak mulia anak didik.
Mengapa refleksi itu penting secara umum melalui refleksi dapat diperoleh informasi kelemahan atau kelebihan dan apa yang perlu dikurangi atau yang perlu ditambah tentang bahan ajar dan kualitas maupun kuantitas dilingkungan pembelajaran.Secara khusus untuk mengetahui perolehan ilmu dan tingkat kepuasan peserta didik yang valid dalam interkomunikasi dan intrakomunikasi positif dengan guru/dosennya. Apapun hasil refleksi seharusnya tanggapi masyarakat dengan bijaksana dalam wawasan positif thinking.
*Guru Besar Pada FKIP Unja dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unja.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar