Oleh: Enadarlita*
Remaja menjadi anak yang manis, santun, penurut, baik dan patuh, namun apa yang terjadi diluar rumah, mereka menjadi liar, brutal bahkan kadang tidak bermoral, mereka kadang bisa melakukan perbuatan yang tidak selayaknya mereka lakukan seperti memperkosa, menjambret, tawuran, dan banyak lagi perbuatan yang sangat tidak layak.
Remaja menjadi anak yang manis, santun, penurut, baik dan patuh, namun apa yang terjadi diluar rumah, mereka menjadi liar, brutal bahkan kadang tidak bermoral, mereka kadang bisa melakukan perbuatan yang tidak selayaknya mereka lakukan seperti memperkosa, menjambret, tawuran, dan banyak lagi perbuatan yang sangat tidak layak.
Kalau demikian siapa sesungguhnya yang harus bertanggungjawab terhadap perilaku remaja yang salah tersebut? salah satunya tentu keluarga terutama orang tua. Bagaimanapun remaja seharusnya lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah setelah mereka melakukan aktifitas diluar rumah ( sekolah, les/kursus, kegiatan olah raga dsb) namun sebagian remaja masih berkeliaran diluar rumah pada malam hari dengan berbagai alasan yang sulit diterima dan orang tua tidak mampu menghalanginya.
Siapa yang harus dipersalahkan dengan kondisi ini? Dari berbagai data menunjukkan bahwa keluarga melalui pola asuh orangtua, telah diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan karakter remaja. termasuk yang berkaitan dengan berbagai permasalahan yang dihadapi remaja. Dari hasil penelitian Hanya Sekitar 36 % Orangtua yang menyediakan waktu berkomunikasi efektif dengan anak remajanya. Hanya 33 % Orangtua sebagai tempat curahan hati bagi anak remajanya dan hanya 15 % Orangtua yang melibatkan remaja dalam pemecahan masalah.
Melalui komunikasi efektif, orangtua hendaknya menjadi sumber informasi dan pendidik utama remajanya, seperti tentang perencanaan kehidupan remaja di masa yang akan datang, kesehatan reproduksi, agama dan hal lainnya. hal ini dimaksudkan agar remaja mendapatkan informasi yang benar., apalagi dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi orang tua harus lebih waspada lagi akhir-akhir ini marak sekali kita dengar dan kita lihat di Media massa (TV, Koran dsb) remaja yang melakukan perbuatan tidak senonoh (foto bugil, adegan mesra bahkan baru-baru ini kita dikagetkan oleh kasus remaja yang melakukan adegan tidak senonoh dengan ditonton oleh teman-temannya). Menyikapi hal ini sebagai orang tua kita jangan gaptek, kita harus mampu mengoperasionalkan internet, face book, twitter karena apa yang dilakukan remaja biasanya berawal dari menyaksikan tayangan-tayangan dimedia tersebut, dengan demikian kita bisa memantau apa yang dilakukan anak remaja.
Ada beberapa hal yang membuat terjadinya hambatan dalam komunikasi efektif antara orangtua dengan remaja, Orang tua Lebih banyak berbicara daripada mendengar, Menganggap omongannyalah yang paling benar, suka ngotot dan tidak boleh dibantah, Merasa tahu lebih banyak padahal mereka tidak paham maksud anaknya, Cenderung memberi arahan dan nasihat terkadang terkesan diktator, Tidak berusaha untuk mendengar terlebih dahulu apa yang sebenarnya ingin disampaikan dan yang dialami oleh remaja, Tidak memberi kesempatan pada remaja untuk mengemukakan pendapat, Tidak mencoba menerima kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya, Merasa putus asa dan marah karena tidak tahu harus bersikap atau bertindak bagaimana kepada remajanya.
Dari hambatan-hambatan yang sering dialami antara orang tua dengan remajanya maka sikap tersebut harus dirubah bila kita menginginkan remaja tumbuh menjadi remaja-remaja yang baik dan berprestasi dengan melakukan komunikasi yang efektif, caranya adalah : Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja, Berupaya sebaik mungkin agar remaja bisa menjadi orang yang terbuka dalam menceritakan masalahnya, Orangtua mau menjadi pendengar yang baik, penuh perhatian pada saat anak remajanya berbicara, timbulkan suasana nyaman agar remaja mau bicara pada saat mereka menghadapi masalah, Ciptakan suasana agar remaja mau menghormati orangtua atau orang dewasa saat mereka berbicara, berupaya membantu remaja menyelesaikan masalahnya jangan menggurui, jangan memaksakan kehendak kepada remaja bila mereka betul-betul tidak menyukai sesuatu yang anda sampaikan, berikan tanggapan dengan penuh kasih sayang dan penuh perhatian.
Disamping komunikasi yang efektif, yang tidak kalah penting adalah ciptakan suasana dirumah yang nyaman, harmonis, penuh kasih sayang dan perhatian agar remaja betah dirumah dan benar-benar merasakan rumahku adalah surgaku. Bukan sebaliknya rumah seperti neraka karena penghuninya saling tidak peduli dan bila bertemu yang terdengar hanya pertengkaran dengan berbagai caci maki.
*PNS pada Badan Diklat Provinsi Jambi, dan anggota PELANTA
Saya tertarik dengan artikel yang ada di website anda yang berjudul " Komunikasi Tersumbat Penyebab Kenakalan Remaja ".
BalasHapusSaya juga mempunyai E-book yang mungkin anda butuhkan dan sesuai dengan judul artikel yang anda buat. E-book Komunikasi